Home

Senin, 07 Maret 2011

Pacaran dan modernitas jaman


Selamat pagi kawan-kawan sejawat prof dan pembaca yang budiman…
Satu lagi teori dari bangsa rama kuno yang mungkin bisa kita ambil pelajarannya…
Menjadi trend pada masa moderenitas atau sudah menjadi kiblat lama yang di revolusi menjadi sesuatu yang menarik…
Haahaaaa
Anak-anak baru aja gede yang biasa memfaatkankan malam minggu sebagai hari besarnya….
Dan gemerlapnya lampu malam menjadi patung-patung yang ia sembah

Pacaran di kalangan muda bukan lagi hal yang tabu seperti era ‘20an atau pada jaman prasejarah…
Pada abad ke-18, pacaran sudah mem-buming di kalanagn remaja yang terjangkit perasaan cinta (monyet) ;p

pada awalnya bangsa rama kuno menganggap ini adalah sesuatu kejadia anomaly sosial, itu sebabnya pada era raja rama aulia IV hal ini masih menjadi tabu. Lalu pada abad ke-19 pada saat itu raja aulia rama V melegalkan “pacaran” dengan beberapa batasan menurut norma yang berlaku.

Pada abad ke-21
Setelah semua berakhir, prof mulai menganalisis tentang dunia percintaan…
Dari tahun ‘70an hingga saaat ini. Ada sebuag degradasi moral yang akhirnya lebih menurun tajam sampai sekarang.

Dari analisis tersebut dapat prof simpulkan bahwa manfaat dari “pacaran” adalah belajar tentang pendewasaan diri, tentang mengerti orang lain dan berinteraksi dengan orang lain, jika ada sebuah pemblajaran dan proses berfikir secara benar dan sistematis. Jika tidak…., maka yang terjadi adalah sebaliknya

Manurut hemat prof, lebih baik langsung menikah, hal itu akan lebih baik dari pada sekedar memlihara hubungan yang menggantung. Coba saja di fikir dengan terbuka, dalam hubungan “pacaran” kawan-kawan akan merasa curiga, cemburu, ingin dekat dan mungkin akan sedikit merasakan sakit hati karena beberapa alas an yang tidak jelas, semua bersumber karena takut kehilangan si do’i.
Jika menikah, proses pendewasaan akan terbentuk toal, tidak setengah-setengah…
Lalu papa yang kita pikirkan hingga menunda??

1. Rejeki

Siap yang berfikir rejeki, setiap mahluk sudah di jamin riskinya oleh tuhan, jangankan kawan-kawan pembaca, seekor cicak yang tidak dapat terbang saja menjadapat makanan sesuatu yang bias terbang…
Wajada manjada….siapa yang berusaha, ia yang mendapatkan kan

2. Kurang siap

Persiapan apa yang perlu disiapkan selain ilmu dan mental yang baik???
Jalani saja dan mulai belajar menjadi istri dan suami yang baik, saling menasehati dan mencoba menjadi satu dalam wadah rumah tangga…
Sayang dan syukurii keluarga kawan-kawan…maka tidak ada yang bias menggangggu kebahagiaan mu

3. cari yang cocok

prof kira itu hanya sebuah alasan, bilang saja ingin menuruti kepuasan nafsu kawan pembaca...haahahaa
mana aada manusia yang sama, bahkan karakter orang kembar sekalipun...
Tuhan menciptakan perbedaan agar kita saling melengkapi satu sama lain....
makanya dalam ayat, Tuhan memperingatkan kita agar kita tidak membenci sesuatu secara berlebihan, karena siapa tahu yang kita benci itulah yang nantinya kita cintai...
begitu juga sebaliknya....


Jika kawan-kawan menanyakan apakah prof ini sudah mempunyai calon utnuk di ajak berproses total, maka dengan tegas prof akan menjawab ….

“BELUM”

Haahaaaaaa
(ini rahasia lhoooo)
Dulu sudah pernah (jaman jahiliah-red), pacaran prof di mulai dari sma. Dan sudah dua tahun ini prof menyendiri dalam kedamaian. Prof pikir , prof tidak perlu mencari calon pasangan hidup, karna prof masih punya adik yang begitu memperhatikan prof dan yang jelas prof tidak perlu takut kehilangan dia….
;D

3 komentar:

  1. prof, gimana kalo permasalahnnya adalah ketika sudah ada orang yang menurut kita itu adalah seorang figur yang baik buat jadi teman hidup, tapi kita ga bisa ngomong?????

    BalasHapus
  2. knapa bisa ngomong....??
    ngomong juga g dosa...
    namun dengan etika yang baik...,
    positif tinking saja.....
    ok??

    BalasHapus
  3. takut mendzalimi diri sendiri dan dia prof.. :(

    BalasHapus