Home

Minggu, 27 April 2014

Dua Perkara : Benar dan Salah

Assalaamu'alaikum wr wb
Lama rasanya tidak menyapa huruf-huruf di keybord komputer ini, walau laptop pinjamandari istri :D, namun kerinduan untuk bersendagurau dengan "kata-kata" sudah begitu akut rasanya, seperti ratusan, bahkan ribuan tahun.
Kerinduan ini semakin menjadi tatkala dunia menggenggam logika yang dulu menari indah di petikan huruf. Analogi seperti fanatisme yg mengurung pemikiran, memenjarakannya lalu mati tersiksa, penulis rasa kita bukan kaum yang memenjarakan sesuatu, tapi membebaskan sesuatu.
Perjalanan hidup tidak lepas dari istilah "bebas", membebaskan laju pikiran, hati, gerak tubuh dan berbagai tujuan hidup, mimpi yang akan diraih. Membebaskan pikiran berarti menerima segala macam bentuk pengatahuan sebagai bahan mentah yang nantinya akan kita intergralkan bersama pengetahuan yang lain sebagai dasar kebenaran.
Kemudian, apakah kebenaran yang sudah kita yakini selama ini adalah kebenaran hakiki? kebenaran yang sudah tidak dapat lagi ragukan seperti kebenaran tentang ke-Esa-an Tuhan?
Penulis rasa tidak. Sebab, kebenaran asumsi, opini manusia yang kemudian berevolusi menjadi teori merupakan kebenaran bersifat relatife. Artinya, kebenaran-kebenaran yang kita yakini sekarang merupakan kebenaran sementara. Contoh kasus seperti teori darwin tentang teori evolusi yang pada akhirnya runtuh oleh Harun Yahya.

Kebenaran manusia adalah kebenaran subjektif
dan definisi kebenaran adalah berbicara tentang batasan pengetahuan manusia tentang sesuatu.

Sering kali, kita melihat keributan disana-sini, dari ranah besar sampai skup yang paling kecil. Dari perang dunia yang menggap itu adalah bentuk penyatuan dunia untuk perdamaian, klaim-klaim batas wilayah negara, Demonstrasi, keributan sekolah sampai ke rumah tangga. Dalam kehidupan sehari-hari, banyak sekali kasus yang masih berkutat pada benar dan salah, tentang etika yang tidak berlaku umum, ujian sekolah, ilmu pengetahuan dan segala macam keributan. Hal-hal semacam itu bersumber pada satu perkara, yakni perebutan kebenaran yang sebenarnya hanya berbeda cara kita memadang segala bentuk pergerakan sosial. Siapa yang benar dan siapa yang salah tervonis melalui seberapa banyak sekelompok orang mengatakan hal tersebut merupakan suatu kebenaran, yang salah akan kehilangan haknya (katanya). Istilah Ego kemudian muncul untuk menamai seseorang yang memenjarakan kebenaran pada dirinya sendiri. Seperti seorang Tuhan yang kebenarannya harus di akui semua pihak. Dan si kalah menjadi pengikut dengan sebutan Lemah (losser). Kata kalah menjadi neraka untuk beberapa pihak, namun tidak bagi penulis, mereka tidak sadar, bahwa kebenaran didapat dari ribuan kali kesalahan, jika tidak percaya tanya James Whatt :D



Penyebab utamanya adalah terletakpadi hati seseorang yang sombong dengan pengetahuan dangkalnya. Penyakit hati melanda orang bodoh.

Kebodohan menyebabkan gunung terlihat begitu kecil. 


Dunia ini tidak sesempit itu kawan, perdebatan menghasilkan kalah dan menang, namun diskusi menghasilkan kebenaran. Perdebatan mempunyai tujuan menjatuhkan dan mencari pembenaran, tapi tidak dengan diskusi. Win-win solution tidak akan menjadi pilihan ketika terjadi kesenjangan yang melahirkan inferior dan superior. Kesadaran bahwa kita mahluk sosialah yang nanti menjadi jembatan terjalinnya komunikasi antara dua kelompok atau lebih.

Mari lupakan kebenaran dan kesalahan, sebab istilah tersebut merupakan proses yang terus berputar. Bebaskan pikiran dan hati untuk menerima dan mengerti pendapat orang lain, berkomunikasi dengan baik akan menjadi menganut ramaisme yang baik pula

Salam super :D

Jumat, 03 Januari 2014

Tahun baru : target baru

Hari ini matahari terlihat seperti biasa, walau angka di kalender nampak berbeda pada tahun, selamat tahun baru masehi saudaraku. Semoga tahun ini, kita dapat memberi hal yang lebih kepada dunia, fokus yang leih, harapan yang lebih, keringat yang ebih, kejujuran yang lebih, ketaatan yang lebih dan kebaikan-kebaikan yang lebih.
Biasanya, tahun baru adalah awal untuk segalanya, harapan, doa, cita-cita, keinginan dan tujuan-tujuan yang memebawa kita pada hal yang belum pernah kita rasakan. Sebagian besar orang, berkumpul pada satu tempat yang lapang, menunggu tengah malam untuk merayakan tutup tahun, dan menyambut awal matahari yang baru.
Lalu, jika setiap orang mempunyai harapan, apa harapan prof pada tahun ini..? :D
pada buku besar bangsa rama kuno bab kehidupan dan berhidup, tahun baru inca biasanya ditandai dengan adanya evaluasi dan tujuan-tujuan baru berdasarkan hasil evaluasi tahunan. Hal ini menambah kedewasaan masyarakat pada angsa rama kuno, dimana setiap tahun selalu ada kemajuan dari tahun sebelmnya, berdasarkan target-target yang dimusayawarahkan bersama.
Lalu, dimana kembang api dan pestanya.., this not my cultur.  Hukum adat mengatur kearifan lokal, menjaga dan menstransfernya kapada generasi seterusnya. Nilai-nilai yang menjadi dasar untuk bersikap. kebiasaan hedonis, matrealis, apatis dan profokatif bukanlah nilai yang harus ditanamkan. ect