Home

Sabtu, 30 Oktober 2010

Sampah berjalan

ya. , kata itu terdengar pertama kali waktu beberapa bulan setelah prof merubah status siswa menjadi mahasiswa. Sudah hampir empat setengah tahun sejak itu.

Sore hari ketika kami bersantai di angkringan mas slamet jalan surya. Diskusi dan obrolan rutin, yakni ce dan perkuliahan yang di bingkai dalam ejekan yang jenaka.

Ramai memang jalan yang di pagari oleh euforia bisnis kos-kosan yang mulai menjadi lahan basah seiring lahirnya kampus bernama "sebelas maret".

Ketika obrolan mulai beku, seorang teman yang doyan dengan pemandangan mahasiswi baru berkomentar "jalan surya memang surganya anak kos, lihat. .ramai sekali".
Lalu "apa. . .itu kan cuma sampah berjalan" sanggah seorang mas tingkat yang dari tadi tenang dengan nasi kucingnya. Kita semua kaget, bingung bercampur heran, dengan polos kami berkata "lho kok bisa mas?"
"liat aja mereka, dari kecil sampai besar jadi beban negara, bis lulus masih jadi tanggungan negara"
oup....weh...jadi berfikir kuadrat....
dung dung...
iya ya...em...
lallu kita jadi berfikir...lalu kita ini apa????

hah tidak kawan....saya adalah orang besar...dan saya harus melakukan hal yang besar juga....

nothink imposible....

ciat......jurus kunyk melempar buah....
hoohooo

ayo kit bekerj keras...ben jadi sampah yang bisa di manfaatkn dan di daur ulang....

Senin, 25 Oktober 2010

Skolah tanpa ijazah

Prof sudah memikirkan tema ini dari awal kuliah prof waktu masih di s1 dulu. Beberapa kali prof diskusikan dengan kawan-kawan, namun masih buntu juga dalam konsep dan alasan logis untuk melempar wacana ini.

Sekolah merupakan wadah, tempat atau wahana educasi. Segala bentuk pendidikan terdapat dan di tempa disini.
Dengan tujuan agar peserta didik dapat "berfikir scara benar" sehingga dapat merubah perilaku dan hidup dengan lebih baik.

Lalu yang menjadi pertanyaan adalah berfikir benar seperti apa yang di maksud??
Hingga melahirkan perubahan prilaku dan hidup dengan yang lebih baik. .

Kawan-kawan semuamya, berfikir scara benar pada intinya adalah tahu benar menempatkan posisi diri dan apa yang harus dilakukan.

Dengan tujuan yang sudah ada, indikator-indikator itu juga di tentukan.

Menurut hemat prof, sekolah-sekolah hanya perlu menggunakan psikotes untuk menerima murid.
Bukan ijazah dan nilai-nilai

Jumat, 15 Oktober 2010

buku untuk mu untuk ku untuk kita semua


Asslaamu’alaikum semuanya….

Masih bersama prof dari bangsa rama kuno, mendongeng menceritakan segala sesuatu yang tida kalah menariknya dengan novel manapun....
juga tidak kalah membosankan dari kuliah yang duduk dan mendengarkan dosen bercerita masa mudanya di depan ruangan ber-ac

well...
Dari semenjak kita dilahirkan sampai sekarang, buku seolah menjadi makanan pokok disiplin-disiplin ilmu...termasukmenggambar yang seharusnya tidak ada kaitannya sama sekali dengan membaca dan menulis...
tapi itulah ilmu, semuanya harus di buat skrip-skrip agar dapat bermanfaat beberapa tahun kedepan.
Mungkin prof juga  ada keinginan untuk membukukan tulisan-tulisan yang tidak terlalu penting ini hehehee :)

Jika boleh prof bertanya.., ada yang suka baca atau mungkin hanya sekedar beli dan mengoleksi buku di lemari-lemari yang tertata rapi ??
Paling ndak komik atau novel…..
Tidak ada??
:) sangat menyesalkan, memabaca tidak akan membuat umur mu berkurang, tidak akan mengurangi hartamu juga..., membaca buku seperti menikmati tiap detik waktu yang berputar, seolah tidak ada waktu yang terbuang dengan sia-sia

Bagaimana jika dompet tidak mendukung?? tidak harus beli kawan-kawan, pergi seja ke toko buku lalu membacanyadisana, boleh jugamemminjam...
-----tapi hanya orang bodoh yang mau meminjamkan bukunya, dan hanya orang gila yang mau mengembalikan buku pinjamannya------

bagi kawan-kawan yang berdiam didaerah solo-joga dan sekitarnya
Biasanyanya mahasiswa untuk lebih berhemat, hanya sekedar photo-copy atau jalan-jalan kesriwedari, salah satu pasar buku di solo yang menyediakan tumpukan buku-buku bekas dengan harga yang sangat terjangkau.
jika tidak ada yang di cari, referansi soping jogja juga bisa…., tidak sedikit mahasiswa atau pelajar solo yang berkunjung kesana..

Kawan-kawan, buku itu ibarat tanah, yang ndak pernah habis kegunaanya…
Buku itu investasi jangka panjang….

Buku adalah investasi yang didalamnya tersimpan harta yang ndak pernah habis…, dialah ilmu
Bisa disimpan, Tidak pernah habis walau dibagi-bagi, mudah untuk dibawa, bisa dibaca kapan saja dimana saja,
teman diwaktu bosan, bisa juga tu di coret-coret klo belum puas bacanya…
Beli buku juga tidak harus dibaca sekarang, karena keterbatasan waktu yang hanya 24 jam sehari.
Tapi sEtiap saat kita butuhkan , buku siap kita minta tolong untuk menjadi teman diskusi yang menarik. Tidak harus beli buku mahal, buku ilmu-ilmi tinggi atau apalah itu yang buat kaca mata makin tebel ….
Cari buku yang kita sukai, ambil pesan dari sana, lalu terapkan yang baik didalam proses hidup.

Selamat mencoba....
seorang penulis adalah seorang pembaca yang baik
karena dengan menulis, kita membaca dua kali
maka, jadilah penulis dan pembaca yang baik :)

Egois sosialis


Assalaamu”alaykum kawan-kawan semuanya. . …

Apa kabar hari ini…..
Masih semangat menghadap hari esok kah??
Haahaaaa…..keep your spirit friends……

sekarang…prof mau berbagi tentang kehidupan…
seperti biasa..,
Ada sedikit hal yang ingin prof sampaikan kepada kawan-kawan terkait dengan kehidupan yang kita jalani ini. Bbeeeeeeeh…………..berat2

Ndak-ndak…ayo mulai diskusi…..
Begitu banyak proses yang sudah kita ambil dalam menjalani hidup, kita petik hal baiknya hingga samapai tidak tahu kemana hasil petikannya itu….heeehee
Karena kadang kita lupa, lupa untuk menggunakan akal dan hat kita untuk menyelesaikan berbagai polemik hidup.. iya kaaaan……
kenapa..
karena bamarah sudah menguasai diri, atau hati sudah tertutup dengan keserakahan dunawi. Banyak orang yang ingin dirinya dimengerti, namun sedikit sekali yang mau mengerti dan menghargai keberadaan seseorang lainya, sehingga kadang muncul kata

“egois sosialis”…..

Yaa…..itu adalah seseorang dimana seseorang tersebut menempatkan dirinya sendiri pada tempat yang istimewa, sepesial dan eksklusif. Merasa "paling" diantara yang lainya. Paling benar, paling bisa dan paling dalam segala hal. Kawan, kita bukan Tuhan yang selalu sempurna dengan apa yang dimilikinya, kodrat kita adalah manusia yang selalu salah dan berusaha menjadi benar dan lebih baik. seperti apa yang di pesankan oleh film berjudul "10",bahwa kita tidak akan bisa menjadi sepuluh, tapi kita harus berusaha menjadi sepuluh.

Dalam hubungannya dalam komunitas sosial, akibatnya orang tersebut akan sulit diterima oleh lingkungan sosialnya, atau mungkin sebaliknya, baik dalam berkomunikasi maupun dalam hal umum adalah interaksi, sehingga terjadi distorsi pesan, karena interaksi yang hanya berjalan searah tanpa ada timbal balik.
kenapa??
karena sudah tidak diterima oleh lingkungan, mereka cenderung untuk membiarkan setiap komunikasi yang dia (egois sosialis-red)sampaikan.
Dampak yang terjadi pada diri individu tersebut adalah lambatnya proses berkembang didalam interaksi komunitas sosialnya.

Seseorang tersebut tidak pernah tahu bagaimana mengerti seseorang, bagaimana berempaty, bagaimana menempatkan diri pada situasi tertentu yang sering kita sebut dengan kedewasaan.
Lalu apa yang harus kita perbuat untuk menghindari penyakit ini..????
Ada pemikiran prof yang ingin prof usulkan kepada kawan kawan, yakni

“cobalah untuk mengerti seseorang tanpa ingin dimengerti”

Mulai dari diri kita sendiri, cobala untuk berempati, memahami keadaan orang lain saat kita ingin bertindak sesuatu.
Komunikasikan niat kita dengan bahasa hati, lakukan dengan hati lalu itulah integritas yang berlandaskan hati.

Hal yang kongkrit yang bisa dipahami adalah melakukan hal yang sebaliknya dengan halyang di atas sudah di paparkan, yakni tidak bersikap eklusif, bersikaplah biasa saja. Sederhana dalam bertindak dan bertutur merupakan budaya dan karakter bangsa kita, namun eklusif dalam pemikiran.

low profile saja
;)