asslamaamu'alaikum kawan-kawan prof yang insyaAllah di rakhmati Allah, Tuhan semseta alam, yang pemurah dan penyanyang. sholawat serta salam kepada nabiullah, Muhammad saw.
kawan-kawan
Mari kita berjalan-jalan keluar sejenak, dalam keramaian dan hingar bingar interaksi sosial. Ada begitu banyak ekspresi, tulus maupun mirip dengan tulus. Tawa, menyringai, masam, tetesan air mata, senyum dan luapan-luapan emosi selalu menjadi hal menarik untuk di tonton.Ungkapan-ungkapan verbal yang kadang tidak sesuai non-verbal, bohong atau tidak, hanya dia dan Tuhan yang tau :p
Dalam interaksi, yang menggunakan alat bernama komunikasi, individu-individu yang saling menyampaikan pesan (ngobrol-red) selalu menggunakan bahasa tubuh untuk mendukung pesan-pesan yang disampaikan.
Lihat saja seperti rayuan-rayuan gombal keset, lobi-lobi politik sampai doktrinisasi yang di lakukan.
Banyak orang mengira bahwa mata dan ekspresi tidak akan bisa berbohong, tapi itu adalah teori kuno yang sudah usang. Ahli-ahli komunikasi seperti orang-orang di atas, yang selalu berkecimpung dalam seni mempengaruhi, akan dapat dengan mudah mengkondisikan bahasa. mereka dapat menjadikan abu-abu seperti yang dimau, putih menjadi hitam dan hitam menjadi putih dalam hitungan detik. bermuka banyak.
Maka, kejujuran hanya dia dan Tuhan yang tau
hehee :p
Mencermati hal seperti ini, membaca sikap keseharian dari seseorang di letakan pada tataran urgent. Dalam tiap sikap seseorang seperti ini, biasanya ada dua sikap yang dia punya, on the record dan off the record. On the rocord adalah, sikap-sikap yang diperlihatkan seseorang dalam keadaan diluar, biasanya untuk pencitraan kepada orang lain. Sedangkan off the record adalah sikap atau bahasa yang selalu tidak ditunjukan kepada orang lain, hal ini dalam bentuk keseharian jika tidak diketahui orang lain.
Untuk mengetahui dasar sikap, terlebih dahulu membaca off the record seseorang. karena dia akan menjadi dirinya sendiri pada waktu tidak terlihat orang lain, atau keseharian onthe record kepada siapa saja biasanya jika hanya berpura-pura akan saling berbeda, mengahdapi satu orang dengan yang lainya.
pikiran dan emosional orang dapat di baca. Tidak usah gusar, karena emosional berlaku universal (paul ekman).
