Home

Senin, 02 Maret 2020

Sore bersama kopi

Negara ini terlalu lama dicengkram oleh ketakutan dan keterbatasan.  Dibangun oleh kekuatan-kekuatan kekuasaan,  bukan kemanusiaan.
Manusia bangsa ini,  sudah terlampau lama menahan,  melihat kediktatoran penguasa yg kebal terhadap aturan.

"sepertinya enak jika jadi orang gedean,  tak perlu ada kewajiban,  hanya hak dan hak yang ia terima"

Sampai sekat-sekat itu roboh oleh gelombang pemuda, hancur oleh gumam yang terus berkumandang,  hancur oleh kumpulan umpatan. Gelombang itu tak pernah berhenti mengolok-olok masa lalu yg ahirnya tanpa sadar mereka menjadi masa lalu.
Gelombang itu terus berdampak sistemik,  menciptakan oligarki-oligarki di setiap sudut.

Rubuhnya sekat yg dulu berdiri kokoh,  hanya untuk menciptakan remahan sekat-sekat baru. Melanggengkan monarki didalam demokrasi palsu.


Hidup dinegara ini,  jika tak punya lidah panjang,  maka akan termakan jaman.
Jika tak punya kantong tebal,  akan menjadi gundik para culas berkedok pahlawan.

Tapi ah sudahlaah
Aku masih memilih menepi,  menikmati kopi dan mencium harum bunga cengkeh dihalaman belakang, melihat guguran bunga angsana yg seolah menari di penghujung  haru yg syahdu,  aku seolah menciptakan dunia baru tanpan kebisingan jaman yg semakin edan.

Pringsewu,  23 januari 2020

17 komentar:

  1. Jadi...
    Kita tdk punya hak' untuk mengekspresikan pendapat y, sampai kita tahu semua jawabannya...

    BalasHapus
  2. boleh dan sah saja, asal ada dasar kebenaranya, dan kebenaran butuh dcari.
    tulisan diatas berdasar pada kerusakan sistem yg jamak terjadi, atau kita bisa menyebutnya anomli budaya. show time

    BalasHapus
  3. Gini aja, kebaikan yg tdk terorganisir itu bisa kalah oleh kejahatan yg trorganisir...
    Yg pintar pun kalah kok oleh orang
    yg Licik...
    Mau merubah dunia? Syaratnya, Kedua tangan kita msti kuat dlu.
    ( Control in your hand )

    BalasHapus
  4. betul, dan paragrap terahir itu yg sedang saya lakukan.
    sembari mengajak orang2 yg masih setia pada kebaikan untuk ngopi dirumah.

    BalasHapus
  5. Share
    Melancong itu penting bagi mereka yg hidup dengan prasangka, dan mereka yg berpandangan sempit, banyak dari kita yg perlu melakukan perjalanan karena punya sifat-sifat buruk itu. Sudut pandang luas, bajik, dan toleran tidak bisa didapat hanya dengan berdiam diri di pojokan seumur hidup, yg mungkin tak banyak disadari orang. Perjalanan adalah investasi jangka panjang, melancong tidak hanya memberikan pengalaman yg bisa selamanya menetap di pikiran, ia juga mempengaruhi cara kita melihat dunia, melebarkan cakrawala berpikir.
    Christoffer columbus

    BalasHapus
  6. Saya setuju, melancong/ hijrah membuat orang mempunyai perbandingan, pengalaman dan sesuatu yg baru. Jadi kapan melancong k lampung? 😆😆😆

    BalasHapus
  7. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  8. Aq ambil kesimpulan y black...
    '
    Terkadang kebutuhan kita pd kemanusiaan lebih besar drpd kebutuhan kita pd hukum'.
    ( Titik )

    BalasHapus
    Balasan
    1. Karena konteks ranahnya sudah berbeda, hukum ada untuk lebih memanusia, untuk mengjarkan menjadi manusia, namun jika fungsi hukum justru kebalikanya, maka hukum tak usah ada.

      Hapus
  9. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  10. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  11. Let's see, kebaikan & kejahatan di dunia ini tidak se'sederhana yg sering kita pikirkan, ada berbagai komplikasi & alasan dibaliknya yg sulit dimengerti. Karena itulah kita seharusnya jangan pernah melihat hanya dari luar, kemudian langsung menghakimi apalagi tanpa tahu apa-apa...

    BalasHapus
  12. manusia ini sama-sama tak tahu apa-apa,tidak sepatutnya menghakimi.
    betul, seperti analogi gunung es.

    BalasHapus
  13. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  14. Just release this...
    Jangan biarkan orang-orang yg bahkan sebenarnya tidak dekat denganmu, mempengaruhi sesuatu yg paling dekat denganmu' (Psikis')
    Mark hansen

    BalasHapus
  15. Lupa pesan Tan Malaka ya?
    Sekali2 keluar rumah atuh...
    Jng sperti ( kura2 dlm tempurung )
    Ngapain aja siihhhh

    BalasHapus