Home

Rabu, 17 Juli 2013

ibu rumah tangga is sexy

Perempuan pada masa lalu, jauh sebelum ibu kita semua R.A Kartini lahir, sudah ditetapkan takdirnya sejak dalam kandungan, yaitu dapur, sumur dan kasur. Dari abad demi abad, jendral panjajah samapai ke cucunya jadi jendral lagi, masih seperti itu takdir seorang perempuan Indonesia, bangsa yang kita cintai ini. Namun teori "habislah gelap terbitlah terang" datang, yg lahir pada abad pertengahan, keadaan perempuan Indonesia perlahan mulai berubah, peran-peran penting mulai tergantikan oleh kebaya-kebaya anggun nan elok, prajurit-prajurit tidak sedikit yang berkepang serta jajaran pemerintahan sudah membumi, emansipasi perempuan sudah bangki.

Persamaan Gender mulai menggeliat setelah kemerdekaan, tidak hanya di dalam negri, namum dinegri paman sam menjadi mode saat itu, seperti jajanan ynag terjual laris, perempuan yang selama ini di injak-injak haknya mulai berani meneriakkan suaranya ditengah gempuran revolusi dunia saat itu. Ini adalah fenomena, dimana perempuan merasa terjajah haknya untuk merasa juga dibela dan diperjuangkan. Perempuan juga ingin seperti laki-laki yang terlihat maco dan keren saat mengenakan dasi dan memimpin rapat. Namun prof menganggap ini anomali yang salah kaprah dan berkepanjangan

Dalam buku besar bangsa rama kuno, ibu rumah tangga menjadi tokoh sentral dalam kemajuan bangsa, kenapa..? karena merekalah yang melahirkan generasi-generasi yang jujur, bermoral, cerdas dan cinta terhadap bangsanya., penanaman ideolog-ideolog kebangsaan dari kecil sampai dewasa merupakan doktrin cinta kepada buah hatinya. Mulia bukan?? tidak semua perempuan mampu melakuka hal seperti ini, mereka yang mampu mengerti bahasa anak-anak, lalu memfasilitasi, membimbing dan mensuport setiap kegiatan yang dilakukan...

anak nakal, atau kita yang memang tidak bisa menegrti bahasa mereka

Lalu, dari sini akan timbul pertanyaan : Siapa bilang ibu rumah tangga hanya duduk diam dirumah ?? itukan ibu rumah tangga di Indonesia saja, didalam bangsa rama kuno, setiap hari ibu rumah tangga menciptakan permainan cerdas bagi anak-anaknya untuk mengembangkan kreatifitas dan imajinasi anak-anak, membentuk pola pikir yang maju..tidak ada waktu untu bersantai, ibu-ibu berkumpul untuk menbentuk kurikulum perkembangan anak, mereka membuat tujuan jelas serta target-target yang lentur..,

anak-anak adalah masa depan, bukan hanya bagi kita, namu bagi umat, bagi agama serta bangsa ini

Dewasa ini, status ibu rumah tangga tak seseksi dahulu, karena status sosial yang ada dimasyarakat terlalu rendah, dia bukan guru, bukan pegawai negri, bukan pegawai bermobil atau juga bukan Genderal Manager (GM) yang punya seribu karyawan diberbagai sub sektor per satuan kerja di bidangnya. Orang-orang seperti ini mempunhai status sosial dan mapan juga dari segi penghasilan. Dimata masyarakat juga terlihat "wow keren" :D mereka dapat membantu perekonomian nasional juga keluarga.

Dari apa yang dipaparkan diatas, ada pertanyaan yang menarik...
jika semua bekerja, baik seorang ayah maupun ibu, lalu siapa yang mendidik anak-anak mereka, para penerus bangsa ?

Untuk menjawab pertanyaan tersebut, bersama prof dari bangsa rama kuno kita bahas secara tegas, lugas, lugas, mandiri, alot, terpercaya, akurat dan engg jelas..

Orang-orang dengan jabatan dipundaknya serta kesibukan yang mengikutinya, tidak akan pernah menemui titik kebosanan, karena ada target yang ambisius pertahunnya. Rencana matang, target jelas serta tim yang siap mendukung.., kantor menjadi rumah kedua, atau sudah bergeser menjadi rumah beneran karna rumah utama layaknya kamar kos yang berfungsi hanya ,enjadi tempat untuk tidur, mandi dan ganti pakaian.., well it's hard life ini buruk sekali..yang menjadi foku masalah adalah anak i rumah di asuh oleh lngkungan semacam televsi beserta tontonanya yang tidak layak menjadi tuntunan atau keadaan yang berputar tanpa filter.

Peran apapun didunia kerja dapat tergantikan oleh siapapun, namun peran sebagai seorang ayah, peran sebagi seorang suami, peran sebagai seorang ibu, peran sebagai seorang istri, tidak dapat tergantikan oleh siapapun.

Anda dapat menjadi pengusaha handal, atau eksekutif muda yang sukses, tapi jika anda gagal menjadi orang tua, apa artinya......

kata orang bijak (saya), lebih baik menyalakan suluh dari pada mengutuki kegelapan

ok maka dari itu, prof memiliki solusi-solusi untuk anda saudara dan rekan-rekan untuk dijadikan referensi bersikap pada keadaan yng sudah terlanjur dikutuki.

1. sisihkan waktu untuk keluarga setiap harinya, jadian waktu yang sedikit itu berkualitas dan mempunyai tujuan yang jelas, misalkan memerikasa pekerjaan sekolah anak, mendengarkan keluh kesah selama disekolah bagaimana di menjadi yang diimpikan disekolah sampai anak pada tahapan suka terhadap lawan jenis, hal ini dapat memperkuat huungan emosional antara anak dan orang tua, anak-anak dapat dikontrol..

2. Buat jadwal harian untuk anak, agar mereka terbiasa dengan hidup yang tersistematis, disiplin, mandiri dan hidup dengan kesadaran. Nantinya mereka tidak perlu diawasi untuk bertindak benar, karena meraka sadar bahwa yang mereak lakukan adalah untuk kepentingan dan kebutuhan meraka sendiri

3. Kontrol dimana pun anda berada, dengan teknologi yang semakin maju, anda dapat setiap saat menghubungi dan memperhatikan anak-anak.

tiga tips diatas diharap mampu mengurangi dampak negatif dari kesibukan orang tua terhadap pekerjaannya.
maju terus indonesia ku, brilian generasi ku