Home

Rabu, 22 Agustus 2012

kebenaran manusia adalah kebenaran sejarah


Assalaamu'alaikum sahabat yang dimulyakan Allah
para syuhada dan pejuang-pejuang perang melawan hawa nafsu...
semoga kita termasuk dalam jihad fisabilillah
sudah lama kita meninggalkan sesi diskusi yang kadang menarik ini
namun semoga masih dinanti oleh sahabat-sahabat ramaisme di seluruh bumi nusantara

Kebenaran adalah persesuaian antara pengetahuan dan obyek.
Kebenaran adalah lawan dari kekeliruan yang merupakan obyek dan pengetahuan tidak sesuai.
Roda sebuah mobil berbentuk segitiga. Kenyataannya bentuk roda adalah bundar, karena pengetahuan tidak sesuai dengan obyek maka dianggap keliru. Namun saat dinyatakan bentuk roda adalah bundar dan terjadi kesesuaian, maka pernyataan dianggap benar.
Pengetahuan yang benar adalah pengetahuan yang sesuai dengan obyek, yakni pengetahuan yang obyektif. Karena suatu obyek memiliki banyak aspek, maka sulit untuk mencakup keseluruhan aspek (mencoba meliputi seluruh kebenaran dari obyek tersebut)
Pertanyaan tentang kebenaran, banyak diperdebatkan oleh teologiwan, filsuf, dan ahli logika.
Salah satu cara sederhana untuk mempelajari suatu subjek adalah menentukan segala sesuatu yang bisa benar atau salah, termasuk pernyataan, proposisi, kepercayaan, kalimat, dan pemikiran. Maka daapat disimpulkan bahwa kebenaran mempunyai dasar yang jelas, yakni tentang suatu objek dan informasi, bukan tentang nilai-nilai etika dan moral.

Hal ini akan nampak berbeda dengan keadaan yang timbul di masyarakat, ketika seorang yang dianggap baik menjadi benar seumur hidupnya, yang populer taqlid kepada sesuatu. Apapun yang menjadi fatwanya adalah sebuah kebenaran, walau kadang diluar logika. Ini fenomena yang ada didalam masyarakat kita. Kebenaran tanpa didasari oleh seuatu yang jelas, menimbulkan ketergantungan pada masyarakat sebagai ma'mum. Akibatnya masyarakat menjadi malas untuk belajar dan bergerak untuk maju, karena selamanya akan menjadi ma'mum tanpa mengkritisi apa yang menjadi sebab kebenaran.Pendidikan tersebut juga mulai merambah dunia media, dimana pembenaran atas sesuatu akan terjadi oleh sebab pemilik modal. Lihat saja stasiun televisi yang pilih untuk bisu ketimbang menjadi benar di dalam pemberitaan yang menyangkut sekandal pemilik modal terbesar.

Masyarakat terus di manja dengan dogma-dogma yang membubuh pemikirannya sendiri, pengkebiran atas kecerdasa intelektual dimana dogtrin menjadi momok yang harus di hindari, alasannya sederhana, ketika kekuasaan dan pengaruh yang mampu menghegemoni membuat raja-raja seperti di surga. Berkeliling harta, kehormatan dan tahta, bukankah ini ujian yang nyata ? :D

Kebenaran manusia adalah kebenaran sejarah, dimana persepsi yang baik akan terus dianggap baik, lupa bahwa all will be change (semua pasti berubah), hanya perubahan dan waktu itu yang abadi. Manusia memiliki keinginan dan nafsu, manusia pasti salah karena itu adalah sebuah fitrah, manusia hanya dapat belajar untuk menjadi baik, bukan baik selamanya...,
maka tidak ada kebenaran yang hakiki di dalam teori dan fatwa manusia, karena seperti biologis manusia, mereka akan tumbuh dan berkembang...
hanya perubahan dan waktu yang abadi
sedang kebenaran manusia hanya seperti buah kelapa yang tidak tahu kapan akan jatuh, bisa cepat, namun bisa lambat...