Home

Kamis, 15 November 2018

twins poem


Ketika semua perubahan itu terjadi
dan kita masih berdiam diri
mematung bagai tonggak berdiri
disaat itulah kita baru menyadari
bahwa waktu tidak pernah berhenti berlari

ada kalanya kita tenggelam dalam angan menunggu
dmana kita terbuai diantara keindahan semu
jatuh dan meronta pada keadaan yg tidak bisa menunggu
Sebab,  sejatinya kita bergulat dengan waktu
kita pernah melakukan hal percuma
bersanding tangis dan tawa bahagia
kita adalah pion yg terbentuk dari sebuah anekdot masa
terjebak dalam lingkarannya
Namun proses itu teteplah bagian dari kita
Bahwa kadang melakukan hal yg percuma bukan sia-sia
lawan yg paling berat adalah diri kita
dan kawan paling baik adalah musuh kita
Maka berkawanlah pada keduanya
sebab,  mereka yg menjadikan diri kita ada
Pringsewu
rama aulia
2018



Selasa, 17 April 2018

Tetaplah Menulis

“Orang boleh pandai setinggi langit, tapi selama ia tak menulis, ia akan hilang di dalam masyarakat dan dari sejarah.”
― Pramoedya Ananta Toer, House of Glass

Banyak hari tebuang dengan kesibukan dan segala proses didalamnya, kadang saya berfikir tentang esensi apa yang saya lakukan hari ini. Seperti Blog ini, tulisan-tulisan ini akan saya tinggalkan untuk generasi ramaisme dimasa depan. Mungkin sepuluh, dua puluh atau bahkan berpuluh-puluh tahun lagi, tulisan ini akan memberikan sedikit manfaat, atau bahkan sudah di anggap usang. Saya tidak peduli, dengan ego menulis saya, saya tak berharap apapun untuk semua tulisan saya. 

Dalam bagian terkecil,  mungkin keadaan saya seperti alm bj habibie,  saya harus terus menulis,  karena dijaman ini,  gagasan-gagasan saya di anggap terlalu imajiner. Maka bagi saya,  dengan menulis gagasan itu,  saya lebih bisa menjadi tenang.

Saya menulis, suka menulis, apapun yang terjadi, menulis adalah bagian dari perjalanan hidup saya.

Hari ini, setelah tulisan terahir, ahirnya saya kembali menemukan keberanian untuk membuka Blog usang ini. Diantara suara adzan yang akab dari masjid-masjid lingkungan rumah, jari-jemari ini terus menekan tombol-tombol keyboard, dan jelas saya tidak tahu apa yang akan saya tulis ini.

Malam ini, bukan malam yang spesial, malam masih sama seperti malam-malam yang lainya, panasnya kota masih juga sama, begitu juga dengan laptop pinjaman dari istri, bedanya ada didalam sini, keinginan yang kembali untuk membuka tumpukan-tumpukan tulisan ini.

Tulisan adalah skrip ideologis yang terukir,  orang-orang akan mengenal siapa dirimu dan seberapa kompleks pikiran mu lewat tulisan-tulisan yang kita goreskan.  Kita mengenal maslow dengan teori kebutuhannya,  enstein dengan e=mc2,  plato,  scorstes atau filsuf - filsuf dan pemikir maju dijamannya, mereka menulis untuk pengetahuan dijamannya serta pijakan untuk peradaban untuk generasi setelahnya.

Dengan menulis,  peradaban tidak perlu memgulang hal yang sama, generasi setelahnya melanjutkan apa yang sudah dumulai para pendahulu mereka.  Seperti apa yang sudah di mulai newton soal grafitasi dilanjutkan oleh penemu-penemu generasi setelahnya,  pengetahuan selalu menumui babak baru,  tidak perlu belajar lagi dari nol.

Setelah menulis selesai,  masalah berikutnya adalah minat baca,  seperti pada saat sekarang ini,  dimulai dari 10 atau 15 tahun yang lalu ketika jaman bertransisi ke era digital,  semua serba instan,  ketika minat baca rendah,  jutaan pengetahuan yang terbelenggu dalam buku-buku tetap akan menjadi tulisan-tulisan usang,  tidak akan berarti apa-apa.  Pengetahuan tetap berbentuk *.rar, maka takan berarti apa-apa yang sudah dilakukan oleh pendahulu kita. Kebendaraharaan kata dan literasi adalah hal yg fundamental,  tanpa membaca anda tak akan bisa menulis.

Apapun yang akan tetjadi,  dihargai atau tidak,  dimuat dan diterbitkan atau tidak,  penulis akan tetap menulis.  Menulis adalah kebutuhan bagi seorang penulis, tidak perlu alasan untuk mencintai,  begitu juga dengan menulis.

Tetaplah menulis,  sebab dengan menulis,  engkau akan tetap hidup. 

Rabu, 07 Februari 2018

Batok Pring

Batok Pring, 
begitu terdengar nama khas jawa tersebut, kita tentu bertanya-tanya, apa itu batok dan pring, apakah hanya sebuah dua nama benda yang memang secara fisik dan fungsinya berbeda atau memang ada sebuah makna dibalik itu semua.

Batok Pring adalah sebuah Cafe dan foodcourt di sebuah tempat kabupaten Pringsewu, dengan jargon "satu tempat ribuan menu", Batok Pring memberikan keunggulan menu-menu berfariasi kepada pengunjung, rasa dan tempat yang nyaman. Disana memungkinkan pengunjung untuk mengadakan acara-acara seperti rapat, gathering, seminar, pelatihan kreativitas atau yang lainnya.

Batok Pring sendiri sebuah kepanjangan dari Basis Tongkrongan Pringsewu, selain membawa revolusi sebuah tempat kuliner yang sudah ada, konsep-konsep back to nature juga dihadirkan disana serta free wifi dengan kecepatan maksimum mendukung proses belajar dan game online.

Banyak pengunjung yang sudah datang kesini, seperti pada malam Grand Opening, Wakapolres sempat menyumpang lagunya, silahkan updatean di ig mereka. Kemudian acara-acara sekaliber KPU, Cheff hotel berbintang juga menyempatkan diri hadir untuk menyicipi dan memberikan masukan tentang menu-menu dan kualitas rasa makanan. Untuk anda yang menyukuai kuliner dengan tempat yang luar biasa, saya menyerankan untuk mencobamenikmati syahdunya malam di Batok Pring, dengan membuka acount fb batok Pring di https://goo.gl/1VGcXS 

Bagi saya, tempat seperti Batok Pring memang sudah dibutuhkan di kabupaten sekelas pringsewu yang notabane sudah menyatakan diri sebagai kota kuliner. Selain itu pringsewu secara geografis ekonomi adalah sebagai penyangga ekonomi-ekonomi daerah tertinggal lingkup Pringsewu. Sehingga akan banayak orang yang hilir mudik dengan pringsewu sebagi central.