Home

Senin, 02 Maret 2020

Sore bersama kopi

Negara ini terlalu lama dicengkram oleh ketakutan dan keterbatasan.  Dibangun oleh kekuatan-kekuatan kekuasaan,  bukan kemanusiaan.
Manusia bangsa ini,  sudah terlampau lama menahan,  melihat kediktatoran penguasa yg kebal terhadap aturan.

"sepertinya enak jika jadi orang gedean,  tak perlu ada kewajiban,  hanya hak dan hak yang ia terima"

Sampai sekat-sekat itu roboh oleh gelombang pemuda, hancur oleh gumam yang terus berkumandang,  hancur oleh kumpulan umpatan. Gelombang itu tak pernah berhenti mengolok-olok masa lalu yg ahirnya tanpa sadar mereka menjadi masa lalu.
Gelombang itu terus berdampak sistemik,  menciptakan oligarki-oligarki di setiap sudut.

Rubuhnya sekat yg dulu berdiri kokoh,  hanya untuk menciptakan remahan sekat-sekat baru. Melanggengkan monarki didalam demokrasi palsu.


Hidup dinegara ini,  jika tak punya lidah panjang,  maka akan termakan jaman.
Jika tak punya kantong tebal,  akan menjadi gundik para culas berkedok pahlawan.

Tapi ah sudahlaah
Aku masih memilih menepi,  menikmati kopi dan mencium harum bunga cengkeh dihalaman belakang, melihat guguran bunga angsana yg seolah menari di penghujung  haru yg syahdu,  aku seolah menciptakan dunia baru tanpan kebisingan jaman yg semakin edan.

Pringsewu,  23 januari 2020