Home

Senin, 18 April 2011

Probelmatika, realita Ujian Nasional


assalaamu'alikum ....
kawan-kawan pembaca yang budiman
yang senantiasa di rahmati Tuhan yang maha esa

cuaca ekstrim yang melanda Indonesia akhir-akhir ini merupakan dampak dari pemanasa global, kita sudah tahu bersama tentang itu....
setelah beberaa bulan mengalami kemarau basah, sekarang saatnya kita merasakan panas yang tidak terkira.....
siang panas hampir 40", dan sore hari hujan sangat lebat, namun semoga hal tersebut tidak membuat kendur semangat peserta Ujian Nasioanl yang sejak hari senin (18/4) sudah di mulai.

mar kita berdiskusi tentang Ujian Nasional dan probelmatika yang terjadi di dalamnya secara lugas, tegas, tuntas dan rada tidak jelas....
;D

teringat saat masih duduk di bangku SMA (senior higt school, saat itu juga mengalami ujian nasianal selama tiga hari. yang dipikiran prof saat itu adalah "sekolah tiga tahun, akan di tentukan selama tga hari saja"
bayangan gelap jika hasilnya mengecewakan atau tidak lulus...
apa yang harus prof lakukan...
namun begitu sampa pada hari pelaksanaan ujian, semua berubah 180'.
banyak bocoran dimana-mana
semua seperti yang ada di film mission imposible, semua rencana kelulusan dengan berbagai cara di lakukan,
semua tahu hal itu
dari jajaran guru, kepala sekolah sampai tukang sapu-sapu sekolah
namun mereka membiarkan, prof kira ini keadaan delematis bagi mereka
di satu sisi mereka ingin yang terbaik bagi peserta didiknya, di sisi yang lain mereka juga harus menjalankan amanat dari atasan untuk mengawasi dan menyukseskan ujian nasional.
keadaan ini berlangsung setiap tahun dengan sistem yang selalu di perbaiki...
namum akal kita selalu berkembang, untuk mengakali soal-soal ujian
heehee

perhatkan saja pada tahun ini, cara yang digunakan akan berbeda atau mirip dengan tahun-tahun kemarin, dengan cara sms, menempelkan jawaban pada dinding toilet sebagainya...

di sini prof menganalisis, bahwa pemerintah telah menciptakan sistem untuk siswa berbuat tidak jujur...
bagaimana menekan kecerdasan dengan cara memaksakan sesuatu
budaya-budaya seperti ini akan menjadikan "GAP" atau melahirkan persepsi "bodoh" bagi yang tidak lulus...
tekanan psikologis yang membuat mereka berbuat CURANG

coba tanyakan pada diri sendiri
kenapa istilah "lulus dan tidak lulus" harus ada??
kenapa istilah "pintar" dan "bodoh" itu ada, jika kita tahu, setiap manusia di lahirkan dengan keanekaragaman kecerdasan yang berbeda...

adakanlah UN, tapi biarkan anak didik kita mendapat hasil yang sebenarnya...
jangan ada itu soal lulus atau tidak...
jika memang ingin melanjutkan pendidikan yang ke jenjang yang lebih tinggi, silahkan mengikuti tes yang sudah ada....

biarkan kecerdasan tumbuh dengan bebas
kita tentu hanya membantu agar tidak kluar pada jalannya
membantu mengmbangkan kecerdasan peserta didik

Tidak ada komentar:

Posting Komentar