Home

Rabu, 20 April 2011

pluralism dalam kebangsaan


Selamat siang lagi kawan-kawan penulis yang dimulyakan dalam forum ini...
semoga keselamatan dan berkah selalu di limpahkan oleh Allah, Tuhan semesta alam...
puji syukur kita haturkan, karenaNya lah kita dapat duduk membaca dan prof membuat tulisan-tulisan ini sebagai wadah dalam belajar kita...
tidak ada yang sempurna, namun kita harus belajar menjadi orang yang sempurna...

kawan-kawan, minggu ini prof mendapati hal yang takjub...
Berita penculikan mahasiswa di mana-mana, pemerintah seolah menutup mata dengan keadaan, walau hal ini sudah berlangsung dari bebrapa tahun lalu.
NII yang dulunya adalah DI/TII bervolusi menjadi organisasi bawah tanah, bergerak gerilya mencuci otak-otak yang tidak pernah mencari kebenaran islam, hanya mencari pembenaran atas islam.
Ditambah lagi dengan beberapa pengoboman dimana-mana, kemudian di negara yang kita cintai ini, islam merupakan agama dengan pemeluk yang mayoritas (indonesia bagian barat) namun kadang kelompok-kelompok tertentu tidak memberikan rasa aman dengan menagatasnamakan islam, seharusnya kaum mayoritas memberika keamanan dan kentrentraman bagi kaum minoritas, seperti yang di lakukan Nabi dikala hijrah dari Mekah ke Madinah, hal tersebut semakin menambah panjang rentetan perspektif negatif tentang islam dimanata dunia.

apakah sebenarnya akar dari permasalahan ini..

jika di pandang dari kesusilaan, jika kawan-kawan belajar PPKN di sekolah-sekolah, tentan tenggang rasa dan pancasila
maka PPKN mengajarkan kita tentang pluralism, benarkah kah??
analisis sendiri...
heeheheheee

bersama prof dari bangsa rama kuno, kita bahas ini secara tuntas dan ndak jelas...
heheheee
:D

akar dari permasalahn ini menurut prof adalah, masing-masing kelompok mempunyai pembenaran sendiri dan memaksakan pembenaran kepada orang lain.
berbeda dianggap sesuatu yang murtad, atau kafir...
wwowo sereeeem bangeet deh
:p

bahkan suatu Lembaga Ulama mengatakan dengan terang-terangan bahwa PLURALISM hukumnya haram...
he??
tuink tuink
kok bisa...?
apa iya, dia juga mengharamkan sila pertama pancasila??
(sepertinya begitu, makanya ada istilah negara khalifah, atau Negara Islam Indonesia)
heeheeeee

kenapa pluralisme di anggap sesat atau menyesatkan di bangsa yang berpedoman pada pancasila. Sila pertama pada butir pancasila adalah "ketuhanan yang maha esa"
hal tersebut sudah jelas bahwa, bangsa Indonesia menghargai setiap pemeluk agama dan tidak membeda-bedakannya.

jika di definisikan menurut disiplin ilmu sosial, dalam wikipedia.
pluralisme adalah sebuah kerangka dimana ada interaksi beberapa kelompok-kelompok yang menunjukkan rasa saling menghormat dan toleransi satu sama lain. Mereka hidup bersama (koeksistensi) serta membuahkan hasil tanpa konflik asimilasi (asimilasi : A+B = C).

Hal tersebut jelas, tidak ada menyamakan agama, pluralisme bukan berarti menyamakan agama, kepercayaan yang ada
atau menghalalkan semua agama untuk di peluk dan dipercayai
pluralism adalah menghormati perbedaan..
karena Pluralism TIDAK sama dengan Singularism
*jika prof salah silahkan di evaluasi
semuanya adalah bagian dari NKRI, yang harus patuh terhadap hukum, semua warga negara berhak melakukan aktifitasnya dengan tidak melanggar hak-hak dasar orang lain.
bangsa Indonesia adalah milik semua warga negara, sebuah negara yang majemuk dengan ratusan suku bangsa, bukan hanya milik agama, ras, suku tertentu hanya karna sesuatu tersebut sebagai mayoritas. Kemerdekaan Indonesia juga bukan hanya perjuangan satu ras saja, tapi dari sabang sampai merauke. semua bersatu untuk memerdekakan bangsa ini.
disana ada islam, katolik, buhda, hindu, konghucu dan lain sebagainya, ada juga dari jawa, sumatra, kalimantan, bali, papua, sulawesi dan daerah-daerah lainya.
boleh pro dan kontra, karena itu adalah proses demokrasi yang sehat, namun harus tetap bersatu
BHINEKA TUNGGAL IKA
"berbeda-beda, tapi tetap satu jua"

kita kaum terpelajar kawan, prof rasa kita tidak berfikir kerdil dam kotak-kotak yang berbeda
yang seharusnya sadar akan sebuah penghormatan dan kesopanan berkiblat pada budaya ketimuran, kita bukan kaum bar-bar heheheee
untuk menghormati, kita harus tahu bahwa ada ranah-ranah publik da prifat
ada daerah yang dapat di konsumsi di ranah publik, seperti keilmuan, interaksi sosial dan sebagainya
namun ada hal-hal yang berbau prifat, untuk kita hormati, seperti menjalankan ibadah sesuai dengan keyakinannya. Kemerdekaan adalah hak setiap warga negara untuk memeluk agama sesuai dengan keyakinanya sendiri-sendiri.
sikap saling menghormati dan menghargai dalam perbedaan adalah kekuatan bangsa ini untuk bersatu mewujudkan kemajuan. perbedaan adalah suatu rahmat jika kita bisa mensikapi dengan bijak.

jika ustadz prof bilang, "islam itu indah, maka ajarkan dengan keindahan"
dan pada sumber yang berbeda

"kambing tidak akan menjadi sapi hanya karena tidur di tempat sapi, bergaul dengan sapi, dan belajar bersama sapi"

Tidak ada komentar:

Posting Komentar