Home

Rabu, 19 Juli 2017

etika kepemimpinan, studi kasus pembangunan pasar

Cerita ini hanya Fiktif, kesamaan latar belakang, lokasi serta nama bukan karena Kesengajaan penulis :p

Akhir-akhir ini, didesa saya sedang ramai dengan pembangunan pasar tradisional yang rencananya akan menggunakan Apbn senilai 6 (Enam) Milyard rupiah. Akan sangat megah segali jika dana tersebut digunakan dengan baik, dan desa kami mungkin menjadi Pasar paling mentereng sekabupaten.

Hal-hal baik akan timbul, tertatanya lapak-lapak pedagang, kebersihan, teknologi, tata kelola pasar, pasar tradisional modern pertama, ya sekali lagi.., tidak hanya itu saja, hal tersebut juga di ikuti seperti naiknya harga tanah sekitarnya, termasuk tanah orang tua saya mungkin, kemudian desa kami akan lebih dikenal dengan bantuan tersebut, President sudah berusaha dengan baik terkait dengan programnya dulu.


Namun dibalik pembangunan yang wow itu, ada cerita yang menjadi perhatian publik belakangan ini, sampai warga berkumpul di balaidesa beberapa hari yang lalu, polisi serta satpol pp juga bersiaga disana. Ada apa? saya juga hanya mendapatkan informasi sepotong-sepotong, mari kita urai

Pertama, yang harus di perhatikan, ini hanya informasi yang saya dengar, mari dari informasi ini kita mencari kebenaran dan mengambil sudut pandang yang positif. Kedua, Sebuah validasi kebenran baru teruji jika semua informasi di rangkum kemudian ditarik satu kesimpulan.

Menurut paparan beberapa saksi ahli, wacana pembangunan pasar sudah lama ada, namun untuk eksekusi baru-baru ini. Pertemuan sudah dilakukan sebanyak Dua kali dan selalu menemui jalan buntu. Dari dua kali pertemuan yang tidak mencapai titik sepakat itulah lahir surat hibah, loh kok bisa? tidak ada orang yang tau, mungkin beginilah dulu Super semar lahir yang merontokan soekarno. Surat hibah lalu dikirim ke pemerintah yang berwenang untuk melelang tender, tender dimenangkan oleh sebuah PT yang berlokasi di bandung dengan nilai total tender 5,6M.

Dari proses hantu tersebut, masih menurut beberapa orang yang mengatakan hal yang sama, ada hantu yang memerintahkan pedagang untuk segera pindah kelapangan desa (tanpa surat resmi dari desa), untuk apa? jelas untuk membuat lapak sementara, dananya dari mana ? itu bukan urusan pemerintah desa (sampai berita ini ditulis masih seperti itu). Kemudian ada pertanyaan timbul, kapan pasar akan dibangun? jawabanya hanya Allah yang tau, aparetur desa katanya juga belum tau. lho kok gitu lagi? hanya Allah yang tau.

Seperti kata aktivis 98, gumam yang terus diteriakan menjadi sebuah guman yang besar, maka terjadilah penolakan hibah karna proses dianggap tidak SAH. ya jika anda ijab qabul tidak sah tetap bersenggema, maka anda zina, ini seperti menzinai pasar, mungkin itulah ungkapan yang cocok sekarang. Sekelompok orang berkumpul, menamai dirinya perwakilan masyarakat desa meminta bertemu kepala desa untuk beraudensi langsung (bukan lewat emal, sms, ataupun bbm) meminta klarifikasi. Surat sudah dikirim dua hari sebelumnya, ditembuskan kepada pemerintah diatasnya, pemeritahuan juga di berikan kepada subpolsek dan sat pp.

Hari itu berjalan sesuai dengan rencana, puluhan orang berkumpul, meninggalkan segala kepentingan pribadinya untuk satu alasan, agar semua proses pembangunan berjalan partisipatif, mengingat desa kami bukan monarki, melainkan demokrasi. Tua muda, abg serta pihak keamanan menunggu didalam dan diluar ruangan, hari itu tegang sekali, jelas bukan kami, tapi yang menonton dan yang membaca ini.

Beberapa saat kemudian, semua berkumpul di ruangan yang kotor dan tidak terurus, hanya kipas anginya yang menempel di dua sisi dinding itu terlihat baru, acara segera dimulai. Dua jukam dan Korlap duduk didepan, memulai acara yang belum dihadiri kepala desa, semua berjalan lancar sampai salah satu aparatur desa muncul dan mengintruksi jalannya diskusi, yang posisinya dalam forum abu-abu, bukan perwakilan kepala desa, tapi mengajukan diri sebagai mediator. setelah lama ditunggu tidak datang juga, mediator mencoba menghubungi kepala desa.. tuttt tuuuttt tuttt begitulah kira-kira nada sambung yang terdengar ditelinganya, jangan dibayangkan.

"halo, bapak dimana, ini masyarakat ingin bertemu" kata mediator setelah telfon tersambung

"ooh iya, perwakilan dari mereka ditunggu dinas perdagangan jam satu" jawab si kepala desa

seketika itu saya rasanya mau ketawa setan hahahaa ini adalah cerita terlucu yang saya dengar. kemudian beberapa saat kemudian beberpa saat kemudian, orang dari perwakilan kecamatan menghubingi bapak camat, pak camat meminta berbicara dengan orang yang berwenang, jurkam, meminta agar bertemu nanti jam 3 disalah satu tempat jurkam, jurkam menolak jika hanya dia sendiri yang ditemui, ahirnya batal.

Mengutip kata mentri keuangan sri mulyani saat memebrikan paparan kepada wartawan dalam acara apaa gt lupa :

"Kepercayaan terhadap pemerintah adalah pendorong efektivitas pemerintah dan pembangunan ekonomi, serta merupakan ukuran dari hasil kebijakan pemerintah," kata Sri Mulyani.

ketika pembangunan cacat kepercayaan, maka menjadi penghambat proses pembangunan itu sendiri. ini adalah hal kecil pada mulanya, kemudian terjadi pembiayaran, sampai meletus menjadi hal yang besar. kadang pepatah kuno memang benar, karana kurang satu paku, bisa mengakibatkan kalah perang

Ini masalah etika kepemimpinan, ketika masyarakat semakin maju, maka kesadaran untuk diam juga semakin luntur, mereka menuntut hak-hak sebagai warga. Kepalada desa harusnya bisa memilah, berdamai dengan keadaan, sadar bahwa beliau dipilih langsung oleh masyarakat dan hidup ditengah masyarakat. Rangkul semua unsur masyarakat, sekecil apapun itu, berdialog dengan baik, panuhi ekspektasinya, banyak-banyak mendengar, maka anda akan menjadi orang yang pantas untuk dihormati.

sebuah lirik dari masa lalu

buruh tani mahasiswa rakyat miskin kota
bersatu padu rebut demokrasi
gegap gempita dalam satu suara
demi tugas suci yang mulia
                      hari hari esok adalah milik kita
                      terciptanya masyarakat sejahtera
                      terbentuknya tatanan masyarakat
                      indonesia baru tanpa orba
marilah kawan mari kita kabarkan
di tangan kita tergenggam arah bangsa
marilah kawan mari kita nyanyikan
sebuah lagu tentang pembebasan
                                     di bawah kuasa tirani
                                     kususuri garis jalan ini
                                     berjuta kali turun aksi
bagiku satu langkah pasti
berjuta kali turun aksi
bagiku satu langkah pasti
bagiku satu langkah pasti

1 komentar: