Home

Minggu, 30 Oktober 2011

selamat jalan Ale


Akhir-akhir ini saya melihat, bagaimana seseorang dibuang setelah tua. ini merupakan hal yang tidak dapat dipercaya, ketika anda tahu bagaimana dia menjadi pahlawan dalam beberapa dekade terakhir, serta loyalitasnya terhadap sesuatu yang di anggap rumah.

Alexandro del piero (Ale), tulang punggung Juventus pada saat era 90an, pada saat Conte masih berseragan tim, menempati posisi bek, Zidane Zidane, Adgar David, Trezeguet serta legenda hidup Baggio masih bersama-sama mebela skuad.

Ale pemain muda saat itu, begitu brilian dalam permainan, akurat, cepat dan brilian. Dia adalah pangeran turin, anak emas sepak bola italia. Saat ini lebih dari 300 Gol ia dapatkan bersama Bianconera, sebutan untuk Juventus.

Beberapa piala bersarang di Juventus arena, dia mengukir sejarah bersama tim besar, dan menjadi begian dari pelaku sejarah dati sebuah tim. Dia adalah legenda hidup yang masih menampilkan permainan level atas.

No 10 merupakan identitas kapten pasukan hitam putih tersebut. Akan tidak ada jiwa juara, ketika sang pengran terbaring di ruang perawatan. Karena Ale adalah Jventus, begitu juga sebaliknya. Namun setelah bertahun-tahun mengucurkan keringat untuk sesuatu yang ia banggakan dan bela. Semua terasa tidak berarti apa-apa setelah kulit mulai keriput, daya ingat mulai meredup dan tulang-tulang tidak selincah saat darah masih menggelora.

Ini sebuah pelajaran hidup, semua akan tergantikan.

Konsekuensi logis yang harus siap di hadapi ketika tua nanti, menyadarkan diri sejak dini untuk dapat mengerti seleksi alam tentang umur.

Seperti daun-daun, ranting dan berjuta sel yang selalu tumbuh dan berkembang, layaknya sebuah organisasi. Semua akan tergantikan, daun-daun kering akan terganti dan jatuh ketanah, dengan pucuk-pucuk daun baru sebagai gantinya. Bunga yang di puja karena warnanya yang indah, setelah kering akan jatuh di tanah juga, tidak ada yang akan melihatnya lagi. Semua akan tergantikan, tidak terkecuali kita.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar